Edukaltim

Home » » Makalah Kimia Lengkap Bagian 2

Makalah Kimia Lengkap Bagian 2

Written By Qanayyaon Jumat, 08 Agustus 2014| 6:15 PM

Pada Makalah Kimia Lengkap bagian 3 berisi tentang :

  • Sistem Periodik Unsur
  • Ikatan Kimia
  • Hukum-Hukum Dasar Kimia
  • Perhitungan Kimia dan Persamaan Reaksi
  • Sel Elektrokimia
  • Sel Elektrolis
  • Protein
  • Lipid
  • Korosi
  • Reaksi Redoks
  • Koloid, dan
  • Gugus Fungsi

SISTEM PERIODIK UNSUR 
Perkembangan Sistem periodik 

1.Triade Dobereiner 
“ Bila unsur-unsur di kelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya dan di urutkan massa atomnya, maka setiap kelompok mterdapat tiga unsur dengan massa unsur yang di tenga merupakan rata-rata dari massa unsur yang di tepi.

2.Teori Oktet Newland 
Jika unsur-unsur di susun berdasarkan kenaikan massa atom, maka sifat unsur tersebut akan berulang setelah ke delapan. 

3.Sistem Periodik Modeleef.
Bila unsur-unsur di susun berdasarkn kenaikan massa atomnya, maka sifat unsur akan berulang secara periodik.

4.Sistem periodik modern.
Bahwa bila unsur-unsur di susun berdasarkan kenakan nomor atom, maka sifat unsur akan berukang secara periodi. 

Beberapa golongan di beri nama khusus, Misalnya :
  • golongan IA disebut dengan golongan Alkali
  • golongan IIA disebut dengan golongan Alkali Tanah
  • golongan VIA disebut dengan golongan Alkali Khalkogen
  • golongan VIIA disebut dengan golongan Alkali Halogen
  • golongan VIIA disebut dengan golongan Alkali gas mulia
5. Hubungan konfigurasi elektron dan Sistem periodik
Dari konfigurasi elektron dapat di tentukan letak unsur dalam sistem periodik, yaitu jumlah kulit elektron menunjukkan letak dalam sistem unsur

Contoh :
Golongan IIA : 4Be – 12 Mg – 20Ca – 38Sr mempunyai konfigurasi elektron masing-masing :
4 Be : 2 , 2
12 Mg : 2 , 8 , 2
20Ca : 2 , 8 , 8 , 2
38Sr : 2 , 8 , 18 , 8 , 2

Semua unsur golongan IIA mempunyai elektron valensi sebanyak 2 elektron.
Dari contoh tersebut dapat di simpulkan bahwa jumlah elektron valensi suatu atom unsur menunjukkan golongan di dalam sistem periodik unsur

B.Sifat-Sifat KePeriodikan. 
1.jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak dari pusat atom ( inti atom ) sampai kulit elektron terluar yang di tempati elektron. Panjang pendeknya jari-jari atom di tentukan oleh dua faktor yaitu :
  • Jumlah kulit elektron. Makin banyak jumlah kulit yang dimiliki oleh suatu atom, maka jari-jari atomnya makim panjang
  • Muatan inti atom. Makin banyak inti atom berarti makin besar muatan intinya dan gaya tarik inti atom terhadap elektron lebih kuat sehingga elektron lebih mendekat ke inti atom
2. Energi ionisasi
Energi ionisasi yang di perlukan untuk melepaskan elektron yang trikat paling lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas. Energi ionisasi pertama di gunakan untuk melepaskan elektron pada kulit terluar, sedangkan energi ionisasi yang kedua merupakan energi yang di perlukan suatu ion ( Ion +1 ) untuk melepas elektronnnya yang terikat paling lemah.

3.Afinitas Elektron
Afinits elektron adalah besarnya energi yang di hasilkan atau di lepaskan apabila suatu atom menarik sebuah elektron. Afinitas elektron. Afinits elektro dapat di gunakan sebagai ukuran mudah tidaknya suatu atom menangkap elektron semakin besar energi yang di lepas ( Afinitas Elektron ) menunjukkan bahwa atom tersebut cenderung menarik elektron menjadi ion negatif

4.Keelektronegatifan
Adalah kecendrungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang di gunakan bersama dalam membentuk ikatan.makin besar keelektronegatifan suatu atom, makin nudah menarik pasangan elektron ikatan, atau gaya tarik elektron dari atom. Skala keelektronegatifan di dasarkan kepada gaya tarik terhadap elektron relatif


Ikatan Kimia

A. Kestabilan Atom
1. Membentuk Ion

Dalam membentuk ion suatu atom akan melepas atau mengikat elektron. Untuk mencapai kestabilan, atom-atom yang mempunyai energi ionisasi yang rendah cencerung melepaskan elektron, sedangkan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang besar cenderung mengikat elektron.

Contoh :
Atom 17 cl : 2, 8, 7 ( Konfigurasi tidak stabil ) Agar stabil cara yang memungkinkan adalah menjadikan konfigurasi elektron seperti 18 Ar : 2, 8, 8 Dengan mengikat sebuah elektron menjadi cl – → 17cl + e– cl –
( 2, 8, 7 ) (2, 8, 8 ) Proses perangkapan itu terjadi karena afinitas atom clorin besar

2. Menggunakan pasangan elektron bersama
Atom-atom yang sukar melepas elektron atau mempunyai energi ionisasi yang tinggi dan atom yang sukar menarik elektron atau mempunyai afinitas elaktron yang rendah mempunyai kecenderungan untuk membentuk pasangan elektron yang di pakai bersama

B. Ikatan ion
”Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif dengan ion negatif”. Unsur-unsur logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah, sedangkan unsur-unsur nonlogam mempunyai afinitas elektron yang tinggi, dengan demikian dapat di katakan bahwa astara unsur-unsur logam dengan unsur-unsur nonlogam umumnya akan membentuk ikatan ion.

Contoh :
Senyawa NaCl
“Na : 2, 8, 1
17 cl : 2, 8, 7

Atom Na akan melepas sebuah elektron
Na → Na + + e–

Atom cl akan mengikat sebuah elektron yang di lepaskan oleh atom Na tersebut sehingga menjadi cl → + + e– cl– setiap ion Na + menarik sebuah ion cl- membentuk senyawa netral Na cl Na+ + cl– → Na cl

C. Ikatan Kovalen
1. Ikatan Kovalen
Untuk menggambarkan bagaiman ikatan kovalen terjadi di gunakan rumus titik elektron ( struktur lewis ). Menggambarkan peranan elektron valensi dalam mengadakan ikatan

Contoh :
1. ,H : 1 ( Elektron Val. 1 ) Dilambangkan dengan : H.
2. 7N : 2,5 ( Elektron Val. % ) Dilambangkan dengan : N
3. 8O : 2,6 ( Elektron Val, 6 ) Dilambangkan dengan : O

2. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan Kovalen Koordinasi umumnya terjadi pada molekul yang juga mempunyai ikatan kovalen.

3. Menggambarkan rumus titik elektron ( Lewis ) untuk molekul poliatom, beberapa catatan yang dapat berguna dalam meramalkan strujtur lewis dari molekul yang beratom banyak.
  • Semua elektron terluar ( elektron Valensi ) dari masing-masing atom yang berikatan harus di hitung
  • Umumnya atom-atom dalam struktur lewis akan mempunyai delapan elektron valensi, kecuali atom hidrogen yang hanya mempunyai 2 elektron (duplet).
  • Jumlah elektron yang do terima oleh suatu atom akan sama dengan yang di berikan, kecuali terjadi ikatan koordinasi yaitu suatu yang hanya nenberi atau menerima saja pasangan elektron.
  • Umumnya dalam struktur lewis semua elektron merupakan pasangan termasuk pasangan elektron bebas ( Tidak untuk berikatan)

4. Penyimpangan Kaidah Oktet
Beberapa molekul kovalen mempunyai struktur lewis yang tidak oktet atau duplet. Struktur demikian dapat di benarkan karena fakta menunjukkan adanya senyawa tersebut, misalnya Co dan Bf3. Pada umunya molekul yang mempunyai jumlah elektron valensi ganjil akan mempunyai susunan tidak oktet, misalnya N2O dan PCls

5. Ikatan campuran Ion atau kovalen
Didalam suatu molekul kadang-kadang terjadi ikatan kovalen dan ikatan ion sekaligus. Bahkan dapat pula terjadi ikatannya merupakan ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan koordinasi. Dalam hal ini untuk menggambarkan struktur lewis-nya harus jelas ion positif dan negatifnya

6. Ikatan kovalen polar dan non polar
Terjadinya kutub listrik dalam ikatan kovalen disebut dengan peristiwa polaritas ikatan. Peristiwa itu di sebabkan adanya perbedaan kekuatan gaya tarik terhadap pasangan elektron yang di gunakan bersama. Besarnya kekuatan gaya tarik elektron dari suatu atom dinyatakan sebagai keelektronegatifan. Atom mempunyai harga keelektronegatifan labih besar akan menarik pasangan elektron lebih dekat padanya, sehingga atom tersebut menjadi negatif daripada atom tersebut yang kurang kuat gaya tariknya. Makin besar perbedaan harga keelektronegatifan antara kedua atom yang berikatan, makin polar ikatannya. Atom-atom yang tidak mempunyai perbedaan keelktronegatifan, ikatannya merupakan ikatan nonpolar misalnya molekul O2, N2, H2 dan cl2

7. Ikatan Logam
Gaya tarikan inti atom-atom logam dengan larutan elektron mengakibatkan terjadinya ikatan logam. Adanya elektron yang dapat bergerak bebas dari suatu atom ke atom yang lain menjadikan logam sebagai penghantar yang baik.


Hukum-hukum dasar kimia

A. Hukum Kekekalan Massa
Antonie Laurent Lavoiser melakukan penelitian terhadap logam cair yang berwarna putih perak dengan oksigen untuk membentuk merkuri oksida yang berwarna merah. Maka Lavoiser menemukan hukum kekekalan Massa atau lavoiser yang menyatakan bahwa massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi.

Contoh soal :
1. Logam Magnesium seberat 4 gram di bakar dengan oksigen akan menghasilkan magnesium oksida. Jika massa oksigen yang digunakan 6 gram, maka massa magnesium oksida yang di hasilkan dapat di hitung sebagai berikut :

Massa zat-zat sebelum reaksi = massa zat-zat hasil reaksi
M Magnesium oksida = m Magnesium + m oksida
= 4 gram + 6 gram
= 10 gram

B. Hukum perbandingan tetap ( Hukum Proust )
Berdasarkan proses terbentuknya, senyawa adalah gabungan dua unsur atau lebih unsur dengan perbandungan tertentu dan tetap. Melalui percobaan dengan membandingkan massa belerang dengan tembaga adalah 1 : 2, dapat di simpulkan :
  1. Setiap senyawa tertentu selalu ( tersusun ) mengandung unsur-unsur yang sama
  2. Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa selalu tetap, pernyataan ini deikenal sebagai hukum perbandingan massa ( Hukum Proust )

C. Hukum perbandingan volume dan Hipotesis Avogadro

1. Hukum Perbandingan volume
Di kemukakan oleh ilmuan perancis Joseph Louis Gay Lussac ( 1778 – 1850 ) dengan percobaanya tentang volum gas yang terlihat sebagai reaksi. Setiap satu satuan volum gas hidrogen bereaksi dengan satu satuan vo,um gas clorin akan menghasilkam dua satuan volum gas hidrogen klorida. Setiap dua satuan volum gas hidrogen bereaksi dengan satu satuan volum gas oksigen akan menghasilkan dua satuan volum uap air. Dari percobaan tersebut, Gay Lussac berkesimpulan bahwa :

Volume gas-gas yang bereaksidan volume gas-gas hasil reaksi bila di ukur pada suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana ( Hukum Perbandingan volum Gay– Lussac)

2. Hukum Avogadro dan Hipotesis Avogrado
Hukum Avogadro berpendapat bahwa satuan terkecil dari suatu zat tidaklah harus atom, tetapi dapat merupakan gabungan atom yang di sebut molekul, 1 molekul gas hidrogen + ½ molekul oksigen + ½ molekul oksigen → 1 molekul air. Berdasarkan hal tersebut, maka avogadro membuat hipotesis yang di kenal dengan hipotesis avogadro yang menyatakan bahwa :

"Pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang volumnya sama akan mengandung jumlah molekul yang sama"

Avogadro yang mengemukakan pola hubungan antara perbandingan volum gas-gas yang bereaksi yaitu :

"Jika di ukur pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volum gas yang terlibat dalam reaksi sama merupakan angka yang bulat dan sederhana".


Perhitungan Kimia dan Persamaan reaksi

A. Perhitungan kimia ( Stoikiometri ) 
adalah bagian dari ilmu kimia yang membahas tentang perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa termasuk di dalamnya pembahasan tentang massa unsur-unsur dalam rumus dan reaksi kimia.

1). Penentuan rumus empiris dan rumus molekul
Rumus empiris menunjukkan perbandingan jumlah atom-atom yang terdapat dalam suatu senyawa. Perbandingan itu di nyatakan dalam bilangan bulat terkecil, bilangan ini di dapat dari analisis terhadap senyawa itu dan di nyatakan dalam mol atom-atom penyusunnya.

Contoh :
1. Suatu karbon mengandung unsur C, H, dan O. pada pembakaran 0,29gr senyawa itu di peroleh 0,66gr CO2 dan 0,27gr H2). Bila massa molekul relatif senyawa itu adalah 58 tentukan rumus molekulnya

Jawab :

Cara 1 : Misal senyawa tersebut adalah CxHy)2. maka pada pembakaran trjadi reaksi C x Hy O2 + Oz → CO2 + H2O

Massa C dalam C x Hy Oz = Massa C dalam 0,66gr CO2 Hasil pembakaran.
= 1 x 12 x 0,66
44
= 0,18gr.
Massa H dalam C x Hy Oz = massa H dalam 0,27gr H2o hasil pembakaran
= 2 x 1 x 0,27gr
18
= 0,03gr
Massa O dalam C x Hy Oz = massa Cx Hy Oz – ( massa C + massa H )
= 0,29 – ( 0,18 + 0,03 )gr
= 0,08gr
nC : nH : nO = mc : mH : mO
Arc Arh ArO
= 0,18 : 0,03 : 0,08
12 1 16
= 0,015 : 0,03 : 0,05
= 3 : 6 : 1

Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah C3 H6 O
Jika rumus molekul senyawa di angga ( C3 H6 O ) dengan massa rumus 58, maka,

Mr ( C3 H6 O ) = ( 36 + 6 + 16 ) n
58 = 58 n
n = 1
Jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah 1

2. Persentase Unsur dalam senyawa
Rumus kimia menunjukkan jumlah atom-atom penyusun suatu zat. Oleh karena itu massa atom suatu unsur sudah tertentu, maka rumus kimia tersebut dapat pula di tentukan persentase atau komposisi masing-masing dalam suatu zat.

Contoh soal :
Tentukan komposisi masing-masing unsur dalam senyawa AL2 O3(Ar Al=27,0 = 6)

Jawab :
Misalnya AL2 O3 sejumlah 1 mol, berarti massanya=102gr ( mr AL2 O3 = 102 )
Setiap 1 mol AL2 O3 mengandung 2 mol AL = 2 x 27
= 54
Maka, persentase massa AL dalam AL2 O3 = 54gr x 100%
102gr
= 53,94%
Setiap 1 mol AL2 O3 mengandung 3 mol atom O = 3 x 16
= 48gr
Persentase massa O dalam AL2 O3 = 48 x 100%
102
= 46,06%
Atau,
Persentase massa O dalam AL2 O3 = (100 – 53,94)%
= 46,06%

Dari contoh di atas, maka di dapatkan rumus :

Massa A dalam p gram Am Bn = m x Ar A x p gram
Mr Am Bn


B. Persamaan reaksi
Zat yang mengalami perubahan di sebut zat pereaksi ( reaktan ) dan zat hasil perubahan di sebut Hasil reaksi ( produk )
  • Persamaan reaksi menggambarkan rumus kimia zat-zat pereaksi atau reaktan dan zat hasil reaksi yang doi batasi dengan tanda panah.
  • Syarat-syarat persamaan reaksi setara adalah :
  1. pereaksi dan hasil reaksi di nyatakan dengan rumus kumia yang benar
  2. memenuhi hukum kekekalan massa yang di tunjukkan oleh jumlah atom-atom sebelum reaksi ( di belakang tanda panah ).
  3. wujud za-zat yang terlibat reaksi harus di nyatakan dalam tanda kurung setelah rumus kimia

SEL ELEKTROKIMIA

1. Reaksi Redoks Spontan. 
Adalah reaksi redoks yang berlangsung serta merta

2. Reaksi Volta. 
Elektroda tempat terjadinya reduksi di sebut katode, sedangkan tempat terjadinya oksidasi di sebut anode. Untuk menetralkan muatan listrik, maka labu A dan labu B di hubungkan oleh suatu jembatan garam yaitu larutan garam ( Macl atau kNO3.

3. Notasi Sel Volta. 
Susunan suatu sel volta di nyatakan dengan suatu notasi singkat yang di sebut juga diagram sel. Misalnya : Zn Ι Zn 2+ ΙΙ Cu 2+ Ι Cu. Anode di gambarkan pada bagian kirin sedangkan katode di sebelah kanan. Pada notasi ini terjadi oksidasi 2n menjadi Zn 2+, sedangkan anode Cu 2+ mengalami reduksi menjadi Cu. Dua garis sejajar (ΙΙ) yang memisahkan anode dan katode menyatakan jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas abtar fase ( 2n padatan, sedangkan Zn 2+ dalam larutan, Cu 2+ dalam larutan sedangkan Cu padatan )

4. Potensial Elektrode Standar (E). 
Selisih potensial di sebut potensial sel dan di beri lambang Esel. Potensial sel di sebut juga gaya gerak listrik ( ggl = emf atau elektromotif force ) Tekanan gas Ιatm di sebut potensial sel standar dan di beri lambang Eºsel
  • Potensial Elektrode. yaitu beda potensial elektrode terhadap elektrode hidrogen. Potensial elektrode hidrogen = ) volt. Potensial elektrode sama dengan potensial reduksi, adapun potensial oksidasi sama nilainya dengan potensial reduksi, tetapi tandany berlawanan.
  • Potensial sel Eºsel = Eº (+) – Eº (– )
  • Katode (reduksi) adalah elektrode yang mempunyai harga Eº lebih besar (lebih positif) sedangkan anode ( oksidasi ) adalah yang mempunyai Eº lebih kecil ( Lebih negatif )

5. Potensial Reaksi Redoks. 
Reaksi oksidasi adalah jumlah dari potensial setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi.

6. Reaksi keaktifan logam. 
Yaitu susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode standarnya. Makin tinggi kedudukan suatu logam dalam deret suatu volta
  • Logam makin rekatifan ( mudah melepas elektron )
  • Logam merupakan reduktor yang semakin kuat

Sebaliknya, makin rendah kedudukan logam dalam deret volta
  • Logam makin kurang rekatif ( Makin sukar melepas elektron )
  • Logam merupakan oksidator yang semakin kuat

7. Beberapa sel Volta komersial
  • Aki. Jenis baterai yang banyak di gunakan ubtuk kendaraan bermotor
  • Baterai kering
  • Baterai alkaline
  • Baterai Nikel – Kadmium
  • Baterai kerak oksida
  • Baterai litium
  • Sel bahan bakar



SEL ELEKTROLIS 
Kebalikan dari sel elektrokimia

Dalam sel elektrolisis, Listrik di gunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Jadi sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta
  1. Susunan Sel Elektrolisis. Tidak memerlukan jembatn garam, komponen utamanya yaitu sebuah wadah elektrode, elektrolit dan sumber arus searah
  2. Reaksi-reaksi elektrolisis. Tidak menuliskan reaksi elektrolisis laritan elektrolit. Faktor-faktor yang di pertimbangkan antara lain :
  • Reaksi yang berkompetisi pada tiap-tiap elektrode (a) Spesi yang mengalami reduksi di katode adalah yang mempunyai potensial elektrode lebih positif (b) Sepsi yang mengalami oksidasi dianose adalah yang mempunyai potensial elektrode lebih negatif
  • Jenis Elektrode, apakah innert atau aktif. Elektrode innert adala elektrode yang tidak terlibat dalam reaksi. Elektrode innert yang sering di gunakan yaitu platina dan grafit

Overpotensial
  • Reaksi di katode. Jika kation berasal dari logam-logam aktif maka airlah yang adan tereduksi
  • Reaksi-Reaksi di anode

Logam mempunyai potensial oksidasi lebi besar daripada airn atau anion sisa asam. Jika anode tidak terbuat dari pt, An atau grafit maka anode akan teroksidasi. Pt, Au, atau grafit termasuk elektrodainnert atau sukar bereaksi. Jika anode termasuk innert maka reaksi anode tergantung pada jenis anion dalam larutan. Anion sisa oksi mempunyai potensial oksidasi lebih negatif daripada air. Anion-anion seperti itu sukar di oksidasi sehingga air yang teroksidasi. Jika anion leboh mudah di oksidasi daripada air, seperti Br– dan I– maka anion itulah yang teroksidasi.

Hukum-hukum Faraday

Hukum Faraday I : Massa zat yang di berikan pada elektrolisis (G) berbanding lurus jumlah listrik yang di gunakan (Q) 
G = Q Jumlah muatan listrik (Q) sama dengan hasil kali dari kuat arus (I) dengan waktu (t). 
Q = it berdasarkan persamaan di atas dapat di tuliskan sebagai berikut :
G = ME

Hukum Faraday II :
Massa zat di bebaskan pada elektrolisis ( G ) berbanding lurus dengan massa ekivalen zat itu ( ME ).
G = ME
Dari penggabungan hukum faraday I dan II menghasilkan persamaan, dan dapat di nyatakan sebagai berikut :
Keterangan :
G = it x ME G = Massa zat yang di bebaskan (dalam gram)
96.500 i = kuat arus (Dalam Ampere)
t = waktu (Dalam Sekon)
ME = Massa Ekivalen
Massa Ekivalen dari unsur-unsur logam sama dengan massa atom rrelatif (Ar) di bagi dengan bilangan oksidasinya (Biloks)

ME = Ar
Biloks

Maka perbandingan massa zat-zat yang di bebaskan sama dengan perbandingan massa ekivalennya.

Stoikiometri Reaksi Elektrolisis
Stoikiometri reaksi elektrolisis di dasarkan pada anggpan bahwa arus listrik adalah aliran elektron
IF = 1 mol elektron = 96.500 coulomb. Selama 1 detik membawa muatan sebesar it coulomb. Oleh karena 1 mol elektron = 96.500 coulomb, maka dalam it coulomb terdapat it
96.500

Penggunaan Elektrilisis dalam industri
a). Produksi zat
Kloron dan natrium hidroksida di buat dari elektrolisis larutan Natrium Klorida. Proses ini di sebut proses Klor – Alkali dan merupakan proses industri yang sangat penting. Ruang katode dan anode di pisahkan dengan berbagai cara sebagai berikut :
  • Sel Diafragma
  • Sel Merkuri
  • Pemurnian Logam

Contoh terpenting dalam bidang ini adalah pemurnian tembaga. Tembaga kotor di jadikan anode, sedangkan katode di gunakan tembagamurni. Larutan elektrolit yang di gunakan adalah larutan Cu SO4. selama elektrolisis, tembaga dari anode terus - menerus di larutkan kemudian di endapkan pada katode.

b). Penyepuhan
Penyepuhan (Elektroplating) di maksudkan untuk melindungi logam terhadap korosi atau untuk memperbaiki penampilan. Logam yang akan di sepuh di jadikan katode sedangkan logam penyepuhnya sebagai anode. Kedua elektrode itu di celupkan dalam larutan garam dari logam penyepuh. Sedangkan paa sendok besi ( Baja ) sedok di gunakan sebagai katode. Sedangkan anode adalah perak murni. Larutan elektrolitnya adalah larutan perak nitrat. Pada latode akan terjadi pengendapan perak, sedangkan anode perak terus-menerus larut. Konsentrasi in Ag+ dalam larutan tidak berubah.

Katode ( Fe ) : Ag+ + e → Ag
Anode ( Ag ): Ag → Ag+ + e
Ag ( anode ) → Ag ( Katode )


PROTEIN

1. Asam Amino
Asam Amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak2nya mengandung satu gugus karboksil dan satu gugus amino. Gugus amino adalah gugus pembeda antara Asam amino yang satu drngan yang lainnya.

2. Ion Zwitter
Yaitu molekul yang dapat mengalami reaksi asam basa intramolekul membentuk suatu ion dipolar.

3. Asam Amino Esensial dan Non Esensial
  • Asan Amino Esensial → Asam2 Amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh
  • Asam Amino Non Esensial → Asam yang dapat disintesis dalam tubuh

Kekurangan protein dapat menyebabkan retardasi ( keterbelakangan ) fisik maupun mental

4. Ikatan Peptida
Yaitu ikatan yang mengaitkan dua molekul asam amino dan senyawa yang di bentuk di sebut dipeptida.

5. Struktur Protein
  • Struktur Primer → Urut-urutan asam amino dalam rantai polipeptida yang menyusun protein
  • Atruktur Sekunder → Berkaitan dengan bentuk dari suatu rantai polipeptida
  • Struktur Tersier → Protein merupakan bentuk tiga dimensi dari suatu protein

6. Hidrolisis Protein
Suatu polipeptida atau protein dapat mengalami hidrolisis jika di panaskan dengan asam klorida pekat, sekitar 6 m

7. Denaturasi protein
Misalnya suatu protein di panaskan secara perlahan-lahan sampai kira-kira 60º – 70ºC. lambat laun protein itu akan menjadi keruh dan akhirnya mengalami koaagulasi perubahan inilah yang di sebut denaturasi. Protein dalam bentuk alamiahnya di sebut protein asli, setelah denaturasi di sebut protein tedenaturasi.

8. Penggolongan Protein
Berdasarkan Komposisi Kimia
  • Protein sederhana → terdiri atas gugus amino dan tidak aa gugus kimia lain.
  • Protein konjugasi ( Prostetik ) → terdiri atas rantai polipeptida yang terikat gugus kimia lain

Berdasarkan Bentuk
  • Protein Globular → Rantai polipeptidanya berlipat rapat menjadi bentuk bulat padat
  • Protein Serabut → Serabut panjang tidak berlipat menjadi globular
Berdasarkan Fungsi biologis
  • Enzim
  • Protein Transport
  • Protein Nutrien
  • Protein Kontraktil
  • Protein Struktur
  • Protein Pertahanan
  • Protein Pengatur
  • Reaksi Pengenalan Protein
  • Uji Nintridin
  • Uji Biuret
  • Uji Xantopotreat
  • Uji Belerang


LIPID

Lipid merupakan subtansi biologi yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik yang kurang polar

1). Lemak

a. Struktur dan tata nama lemak
Lemak yang terbentuk dari sejenis asam karboksilat ( R, = R2 = R3 ) di sebut lemak sederhana, sedangkan dari dua atau tiga jenis asam di sebut lemak campuran. Umunya molekul lemak terbentuk dari dua atau lebih macam asam karboksilat. Penanaman lemak dimulai dengan kata gliseril yang diikuti oleh nama asam lemaknya

b. Perbedaan lemak dan minyak
Lemak yang berwujud cair ( minyak ) mengandung asam lemak tak jenuh, sedangkan lemak yang berwujud padat lebih banyak mengandung asam lemak jenuh

c. Bilangan Iodin
Derajat ketidak jenuhan dinyatakan oleh bilangan Iodin yaitu jumlah gram Iodin yang dapat di serap oleh 100gr lemak untuk reaksi penjenuhannya

d. Reaksi-reaksi lemak dan minyak
  • Hidrolisis
  • Penyabunan
  • Hidrogenesi minyak

e. Fungsi Lemak da Sumbernya
  • Fungsi Lemak → Sumber energi dan cadangan makanan
  • Sumbernya → Daging, susu, keju, kacang-kacangan

2). Fosfolipid

Merupakan ester dari gliserol, tetapi hanya dua gugus –OH dari gliserol itu yang diganti oleh gugus asil ( Asam Karbosilat ), sedangkan gugus –OH yang ketigadiganti oleh asam Fosfat yang selanjutnya terikat pada suatu alkohol yang mengandung nitrogen

3). Steroid

Steroid bukan dari golongan ester, tetapi mempunyai kesamaan sifat denganfosfolipid yaitu amfifilik, stroid yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia yaitu kolesterol. Zat itu merupakan bahan baku membuat garam empedu, salah satu dari empat vitamin D dan beberapa hormon. Garam-garam empedu mengemulsikan lemak yang kita makan sehingga mempermudah proses pencernaan dan penyerapannya.


KOROSI

Korosi adalah reaksi redoks antara logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa yang tak di kehendaki. Korosi biasa di sebut pengkaratan, contoh yang lazim adalah pengkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen ( Udara ) mengalami reduksi, karat logam pada umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.

Faktor-faktor yang menyebabkan korosi besi. Karena adanya oksigen ( Udara ) dan air.
Cara-cara pencegahan korosi besi antara lain :
  • Mengecat
  • melumuri dengan oli atau gembuk
  • di salut dengan plastik
  • Tin plating ( pelapisan dengan timah )
  • Galvanisasi ( Pelapisan dengan Zink )
  • Cromium Plating (pelapisan dengan kromium )
  • Sacrifical Protection ( Pengorbanan Anode )

Korosi Aluminium
Aluminium, Zink dan Kromium merupakan logam yang lebih aktif dari pada besi namun logam-logam ini lebih awet, karena pengkaratan terhenti setelah lapisan tipis oksida terbentuk. Lapisan ini dapat dibuat tebal melalui elektrolisis proses yang di sebut anodizing. Aluminium yang telah mengalami proses ini di gunakan untuk membuat panci, kusen, pintu dan jendela. Lapisan oksida aluminium lebih mudah di cat dan memberi efek warna yang lebih terang.

REAKSI REDOKS

1). Metode Biloks ( Bilangan Oksidasi )

a) Reaksi Ion
Langkah-langkah yang harus di tempuh dalam penyetaraan reaksi, sebagai berikut :
  • Tentukan unsur yang mengalami perubahan Biloks
  • Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks dengan memberi koefisien yang sesuai.
  • Tentukan jumlah penurunan biloks dari oksidator dan jumlah penambahan biloks dari reduktor. jumlah perubahan biloks = jumlah atom yang terlibat di kalikan dengan perubahan biloksnya.
  • Samakan jumlah perubahan biloks tersebut dengan memberikan koefisien yaang sesuai
  • Setarakan muatan dengan menambah ion H+ ( Dalam Suasana Asam ), atau ion OH- ( Dalam Suasana Basa )
  • Setarakan atom H dengan menambahkan H2O

Contoh Soal :
Setarakan reaksi redoks berikut :
Zn + NO– 3 → ZnO22– + NH3 ( Suasana Basa )

Jawab :
Langkah 1 : Zn dan N
Langkah 2 : Zn + NO– 3 → 2n O22– + NH3
Langkah 3 : Unsur Zn = Dari 0 menjadi + 2 bertambah 2 Unsur N = Dari +5 menjadi – 3 berkurang 8
Langkah 4 : 8 Zn + 2No– 3 → 8ZnO22– + 2NH3
Langkah 5 : 8Zn + 2No3– → 8ZnO22– + 2NH3 – 2 – 16
Langkah 6 : 14oH– + 8Zn + Zno– 3 → 8ZnO22– + 2NH3 + 4H2O

b). Reaksi Rumus
Langkah-langkah yang harus di tempuh dalam cara ini adalah sebagai berikut :
  • Tentukan unsur yang mengalami perubagan biloks. Tuliskan biloks tersebut tepat di atas lambang atomnya masing-masing
  • Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks dengan memberi koefisien yang sesuai
  • Tentukan jumlah penurunan biloks dari oksidator ( yang mengalami reduksi ) dan jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor ( yang mengalami oksidasi )
  • Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi reduktor dan oksidator dengan memberi koefisien yang sesuai
  • Setarakan unsur-unsur yang lainnya dalam urutan kation ( Logam ), anion ( Nonlogam ) hidrogen dan terakhir oksigen ( KAHO ).

Contoh soal :
Tentukan reaksi redoks berikut :
Zn + HNO3 → Zn ( NO3 )2 + NH4 NO3 + H2O

Jawab :
Langkah 1 : Znº + HNO3 → Zn+2 (NO3 )2 + NH4 NO3 + H2O
Langkah 2 : Zn + HNO3 → Zn ( NO3 )2 + NH4 NO3 + H2O
Langkah 3 : Znº → Zn+2 Bertambah 2 Zn+5 → N-3 Bertambah 8
Langkah 4 : 8 Zn + 2HNO3 → 8Zn ( NO3 )2 + 2NH4NO3 + H2O
Langkah 5 : Kation : 8Zn + 2HNO3 → 8Zn ( NO3 )2 + 2NH4NO3 + H2O
Anion : 8Zn + 20HNO3 → 8Zn ( NO3 )2 + 2NH4NO3 + H2O
Hidrogen : 8Zn + 20HNO3 → 8Zn ( NO3 )2 + 2NH4NO3 + 6H2O

2). Metode setengah reaksi ( Ion – Elektron )
Proses penyetaran berlangsung menurut langkah-langkah sebagai berikut :
  • Tuliskan kerangka dasar dari setengah reaksi reduksi dan reaksi oksidasi secara terpisah dalam bentuk reaksi ion
  • Masing-masing setengah reaksi di setarakan dengan urutan sebagai berikut :
  • Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi
  • Setarakan Oksigen dan Hidrogen
  • Apabila terdapat spesi lain selain unsur yang mengalami perubahan biloks, oksigen dan hidrogen, maka petaraan di lakukan dengan menambahkan spesi yang bersangkutan pada ruas lainnya.
  • Setarakan muatan dengan menambahkan elektron pada ruas yang jumlah muatannya lebih besar.

3). Samakan jumlah elektron yang di serap pada setengah reaksi reduksi dengan jumlah elektron yang di bebaskan pada setengah reaksi oksidasi dengan cara memberi koefisien yang sesuai, kemudian jumlahkam kedua ruas setengah reaksi tersebut.


KOLOID

a. Koloid
Pertama kali di perkenalkan oleh thomas graham berdasarkan pengamatannya terhadap gelatia yang merupakan kristal namun sulit mengalami difusi, oleh karena itu, zat semacam gelatia ini kemudian di sebut koloi. Koloid di sebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil daripada suspensi. Ukuran koloid yaitu 1 nm sampai 100 nm. Contoh koloid antara lain santan, air susu dan lem, tetapi beberapa koloid tampak seperti larutan misalnya larutan kanji yang encer, agar-agar yang masih cair dan air teh. Beberapa koloid dapat berpisah bila didiamkan dalam waktu yang relatif lama meskipun tidak semuanya, misalnya koloid belerang dalam air dan santan. Dan koloid lain yang sukar berpisah antara lain lem, cat dan tinta. Koloid yang terjadi dari dispersi zat cair di dalam medium pendispersi cair di sebut dengan emulsi.

b. Sifat-sifat Koloid
  • Efek Tyndall
  • Gerak Brown
  • Adsorpsi
  • Koagulasi
 Peristiwa yang dapat menimbulkan koagulasi antara lain :
  • Pencampuran koloid yang berbeda muatan
  • Adanya Elektrolit
  • Kestabilan Koloid
Untuk menjaga kestabilan koloid, dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
  • Menghilangkan muatan koloid
  • Penambahan stabilisator koloid

GUGUS FUNGSI

1). Pengertian gugus fungsi
Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom yang paling menentukan sifat suatu senyawa

SIFATETANAETANOLMETANOL
Wujud pada suatu kamar

Titik didih
Di campur dengan natrium
Kelarutan dalam air
Dapat terbakar
gas

– 89ºC
Tidak bereaksi
Tidak larut
Ya
Cair

78ºC
Bereaksi
Larut sempurna
Ya
Cair

65ºC
Bereaksi
Larut sempurna
Ya

a. Gugus Fungsi – OH ( Alkohol )
Beberapa Contoh gugus fungsi

NOGUGUS FUNGSI
GOLONGAN SENYAWA
1
2
3
4
5
6
7
– OH –
– O –
O
– C – H
O
– C –
O
– C – OH
O
C – C – OR
– X
Alk
ohol
Eter
Aldehida
Keton
Asam Karboksilat
Ester
Halida

b. Gugus Fungsi – O – ( Eter )
Mempunyai struktur R – O – R , Salah satu eter yaitu dietil eter ( C2Hs – O – C2Hs). Digunakan sebagai obat bius. Penggunaan lain dari eter adalah sebagai pelarut.

c. Gugus fungsi – C – H atau – CHO ( Aldehida )
Contohnya adalah metanol atau formaldehida tang terdapat dalam formalin. Bahan yang digunakan untuk mengawetkan preparat biologi atau mayat

d. Gugus Fungsi – CO – ( Keton )
Contohnya adalah aseton, suatu cairan yang biasa digunakan para wanita untuk membersihkan cat kuku

e. Gugus Fungsi – COOH ( Asam karboksilat )
Contohnya adalah asam asetat ( CH3CooH ) yang terdapat dalam cuka makan.

f. Gugus Fungsi – CooR ( Ester )
Yang banyak digunakan sebagai essen, lemak dan minyak juga tergolong Es

g. Gugus Fungsi – X ( Halogen )
Disebut juga Haloalkana. Gugus X adalah atom Halogen yaitu F, Cl, Br atau I. Monohaloalkana di sebut juga alkil Halida. Haloalkana di gunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik dan sebagai pelarut. Contoh, Freon yang digunakan sebagai fluida kerja dalam mesin pendingin.

0komentar:

Posting Komentar

POPULAR

STATS


Link Building/
Copryght @2014 Edukaltim