Edukaltim

Home » » Makalah Kimia Lengkap Bagian 3

Makalah Kimia Lengkap Bagian 3

Written By Qanayyaon Jumat, 08 Agustus 2014| 6:16 PM

Bagian 3 pada Makalah Kimia Lengkap ini merupakan ending dari tulisan yang panjang penulis, pada sesi terakhir berisi mengenai :

  • Keisomeran
  • Reaksi-Reaksi Senyawa Karbon
  • Tata Nama Senyawa Turunan Alkana
  • Benzena dan Turunannya
  • Polimer
  • Karbohidrat
  • Laju Reaksi
  • Kesetimbangan Kimia, dan
  • Termokimia

KEISOMERAN

Senyawa – senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama di sebut Isomer. Keisomeran karena perubahan struktur di sebut keisomeran struktur, sedangkan keisomeran karena perubahan konfigurasi di sebut keisomeran ruang. Keisomeran struktur dapat berupa keisomeran kerangka, posisi dan fungsi. Sedangkan keisomeran ruang dapat berupa keisomeran geometris dan optis.

1. Keisomeran rangka. Mempunyai rumus molekul dan gugus fungsi sama, namun rantai induk berbeda.
2. Keisomeran posisi. Mempunyai rumus molekul, gugus fungsi dan kerangka yang sama namun berbeda letak ( Posisi ) gugus fungsinya.
3. Keisomeran gugus fungsi. Mempunyai rumus molekul yang sama, namun berbeda gugus fungsi. Terdapat 3 pasangan Homolog yang mempunyai rumus yang sama yaitu :
  • Alkohol dengan Alkoksialkana mempunyai rumus umum CnH2n+2O
  • Alkanal dengan Alkanol, mempunyai rumus umum CnH2nO
  • Asam Alkanoat dengan Alkil alkanoat, mempunyai rumus umum CnH2nO2
  • Menentukan jumlah isomer struktur

Jumlah isomer struktur yang dapat terbentuk dari suatu senyawa bergugus fungsi tunggal dapat ditentukan berdasarkan jumlah kemungkinan gugus alkil yang dapat di bentuk oleh seyawa itu.
  • Alkohol CnH2n+2O. Mempunyai struktur umum R – OH. Jadi, jumlah kemungkinan isomer alkohol sama dengan jumlah kemungkinan gugus alkilnya ( R )
  • Alkoksialkana, CnH2n+2O atau R – O – R. Atom karbon dalam molekul eter terbagi dalam dua gugus alkil. Jumlah kemungkinan isomer sama dengan jumlah kombinasi dari kedua gugus alkil tersebut.
  • Alkanal, CnH2nO atau R – CHO. satu atom karbon dalam alkanal menjadi bagian dari gugus fungsi sisanya merupakan gugus alkil. Jumlah isomer bergantung pada jumlah kemungkinan gugus alkilnya.
  • Alkanon, CnH2nO atau R – CO – R. satu atom karbon dalan alkanon menjadi bagian dari gugus fungsi, sisanya + bagi dalam dua gugus alkil. Jumlah isomer bergantung pada jumlah kemungkinan kombinasi gugus alkilnya
  • Asam Alkanoat, CnH2nO2 atau R – COOH. Jumlah kemungkinan isomer asam alkanoat sama dengan alkanot yang setara
  • Alkil alkanoat, CnH2nO2 atau R – COOR
  • Halo Alkana, CnH2n+1 X atau R – X

Jumlah kemungkinan isomer haloalkana sama dengan alkanol yang sesuai

4. Keisomeran Geometris.Tergolong isomer ruang, mempunyai rumus molekul dan struktur yang sama. Keisomeran ini terjadi karena perbedaan konfigurasi molekul. Keisomeran geometris mempunyai dua bentuk yang di tandai dengan :
Cis : Gugus sejenis terletak pada sisi yang sama
Trans : Gugus sejenis terletak berseberangan

5. Keisomer Optis
Bidang getar di sebut bidang polarisasi. Alat untuk mengubah cahaya biasa menjadi cahaya terkutub di sebut polarisator. Berbagai jenis senyawa karbon menunjukkan kegiatan optis yaitu dapat memutarkan bidang polarisasi, senyawa – senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi di sebut optis aktif. Keisomeran ini berkaitan dengan sifat optis contohnya 2 – Butanol. Mempunyai 2 isomer optis yaitu d – 2 Butanol dan L – 2 – Butanol.

Menurut Lebel dan Vanf Hoff, keisomeran optis di sebabkan adanya atom karbon asimetris dalam molekul yaitu atom c yang terikat pada 4 gugus yang berbeda. Senyawa yang mempunyai atom karbon asimetris bersifat kiral, dua isomer yang merupakan bayangan cermin satu dengan yang lainnya disebut enansiomer. Isomer – isomer yang bukan enansiomer disebut diastereoisomer. Sudut putaran di tentukan melalui percobaan dengan alat polarimeter. Campuran ekimolar dua enansiomer disebut campuran rasemat dan bersifat optis tak aktif.


REAKSI – REAKSI SENYAWA KARBON

1. Berbagai jenis reaksi senyawa karbon
Reaksi senyawa karbon merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan kovalen. Jenis senyawa karbon yaitu subtitusi, adisi, eliminasi dan redoks

a. Subtitusi
pada reaksi subtitusi dimana atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul di gantikan oleh atom atau gugus atom lain

b. adisi
pada reaksi adisi dimana molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal

c. Eliminasi
pada reaksi eliminasi dimana molekul senyawa berikatan tunggla berubah menjadi senyawa berikatan rangkap dengan melepas molekul kecil.

d. reaksi redoks
adalah reaksi yang di sertai perubahan bilangan oksidasi

2. Reaksi – reaksi Alkohol
Atom karbon primer adalah atom karbon yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain, atom karbon sekunder terikat langsung pada dua atom karbon yang lain dan seterusnya. Berdasarkan jenis atom yang mengikat gugus – OH Alkohol di bedakan menjadi alkohol primer – OH pada atom karbon primer dan seterusnya

a. reaksi dengan logam aktif atom H dari gugus – H dapat disubtitusi oleh logam aktif misalnya matrium dan kalium

b.subtitusi gugus – OH oleh halogen gugus – OH dapat di subtitusi oleh atom halogen bila di reakskan dengan HX pekat, atau PXs ( X = Halogen )

c.Oksidasi Alkohol. Dengan zat – zat pengoksidasi sedang seperti larutan K2Cr2O dalam lingkungan Asam, Alkohol teroksidasu sebagai berikut :
  • alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.
  • alkohol sekunder membentuk keton
  • alkohol tersier tidak teroksidasi

Dalam oksidasi alkohol, sebuah atom oksigen dari oksidator akan menyerang atom H – Karbinol

d. Pembentukan Ester ( Esterifikasi ). alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air
e. dehiodrasi alkohol. jika di panaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi ( melepas molekul air ) membentuk estr atau alkena

3. Reaksi – Reaksi Eter
a. Pembakaran. eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air
b. reaksi logam aktif. eter tidak bereaksi dengan logam natrium ( Logam aktif )
c. Reaksi dengan PCLs. eter bereaksi dengan PCLs, tetapi tidak membebaskan HCL
d. Reaksi dengan Hidrogen Halida ( HX )

Eter terurai oleh asam halida, terutama HI

4. Membebaskan Alkohol dengan Eter
Alkohol dan eter merupakan isomer fungsi dengan rumus umum CnH2n+2O, tetapi kedua homolog ini mempunyai sifat yang berbeda nyata, baik sifat fisik maupun sifat kimia

Perbandingan titik cair dan titik didih antara eter dan alkohol

Eter
Titik Cair
Titik Didih
Alkohol
Titik Cair
Titik Didih
- Metil Eter
- Etil Eter
- Propil Eter
- 140
- 116
- 122
- 24
34,6
91
Etanol
1 – Butanol
2 - Butanol
- 115
- 90
- 52
78,3
117,7
155,8

Secara kimia, alkohol dan etr dapat dibedakaan berdasarkan reaksinya dan logam natrium dan posforus pentaklorida.
  • alkohol bereaksi dengan natrium membebaskan H, sedangkan eter tidak bereaksi
  • alkohol bereaksi dengan PCLs menghasilkan gas HCL, sedangkan eter tidak menghasilkan HCL.

5. Reaksi – Reaksi Aldehida

a. Oksidasi
Aldehida merupakan reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator – oksidator lemah. Pereaksi Tollens dan Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Pereaksi ini terbuat dari perak nitrat dalam amonia dengan cara menetesi larutan perak nitrat kedalam amonia, sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula – mula terbentuk larut kembali. Jadi pereaksi Tollens mengandung perak sebagai ion kompleks, yaitu [ Ag (NH3)2 ]

b. Adisi Hidrogen
Ikatan rangkap – C = O dari gugus fungsi aldehida dapat di adisi hidrogen membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebebkan penurunan biloks atom karbon gugus fungsi

c. Pembentukan Asetala dan Hemiasetala
Asetala merupakan senyawa karbon dengan dua gugus eter yang terikat pada suatu atom primer, sedangkan Hemiasetala merupakan gugus yang terikat terdiri dari satu gugus eter dan satu gugus alkohol

6. Sifat – Sifat Keton

a. Oksidasi
merupakan reduktor yang lemah dari pada aldehida. Aldehida dan keton dapat di bedakan dengan menggunakan pereaksi – pereaksi tersebut :

Aldehida + Pereaksi Tollins → Cermin perak
Keton + Pereaksi Tollins → Tidak ada reaksi
Aldehida + Pereaksi Fehling → Endapan merah bata
Aldehida + Pereaksi Fehling → Tidak ada reaksi

b. Reduksi
menghasilkan alkohol sekunder

c. Pembentukan ketala dan hemiketala
Ketala adalah senyawa karbon dalam mana dua gugus eter terikat pada satu atom karbon sekunder. Jika gugus yang terikat itu adalah satu gugus eter dan satu gugus alkohol maka di sebut hemiketala

7. Menbedakan Aldehida dengan Keton
Aldehida dengan keton merupakn senyawa fingsional tetapi mempunyai sifat – sifat yang berbeda. Perbedaan antara aldehida dengan keton yaitu dengan teori Tollens atau pereaksi Fehling, dimana Aldehida bereaksi positif dengan kedua pereaksi tersebut, sedangkan keton bereaksi negatif.

8. Reaksi – Reaksi Asam Karboksilat

a. Reaksi penetralan
Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air. Garam natrium atau kalium dari asam karboksilat membentuk sabun. Sabun natrium juga di kenal juga sabun keras, sedangkan sabun kalium disebut juga sabun lunak. Sebagai contoh adalah Natrium Stearat dan kalium stearat. Asam alkanoat merupakan asam lemah. Semakin panjang rantai alkilnya, semakin lemah asamnya. Asam format adalah yang paling kuat. Asam format mempunyai Ka = 1,8 x 10-4. Oleh karena itu kalium dan natrium mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.

b. Reaksi pengesteran
asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester yang disebut Esterifikasi ( Pengesteran )

9. Reaksi – Reaksi Ester

Hidrolisis
Ester terhidrolisis dengan pengaruh asam dan membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi ini merupakan kebalikan dari pengesteran

10. Reaksi – Reaksi Haloalkana
Haloalkana dibuat melalui proses subtitusi, dapat dibuat bahan kimia lainnya melalui berbagai reaksi khususbya subtitusi dan eliminasi

a. Subtitusi
  • Atom Halogen dari Haloalkana dapat diganti oleh gugus – OH jika Haloalkana do reaksikan dengan suatu larutan basa kuat, misalnya dengan NaOH.
b. Eliminasi Hx. 
  • Haloalkana dapat mengalami eliminasi Hx jika di panaskan bersama suatu alkoksida.

TATA NAMA SENYAWA TURUNAN ALKANA

Bagian depan ( alk ) menyatakan jumlah atom karbon dalam molekulnya


1 = Met
2 = Et
3 = Prop
4 = But
5 = Pent
6 = Heks
7 = Hept
8 = Okt
9 = Non
10 = Dek

Bagian tengah ( an, en, atau un ) menyatakan jenis ikatan karbon
an = Jenuh
en = Ikatan rangkap dua
un = Ikatan rangkap tiga
Bagian akhir menyatakan gugus fungsi
a = Hidrokarbon ( Tanpa gugus fungsi )
ol = Alkohol
al = Aldehida
om = Keton
oat = Asam Karboksilat

1. Tata nama Alkohol
  • Nama IUPAC. Nama Alkohol diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi ol
  • Nama lazim. selain nama IUPAC, alkohol sederhana juga mempunyai nama lazim yaitu alkil alcohol
2. Tata nama Alkoksialkana ( Eter ). Nama IUPAC. Dalam hal ini eter di anggap sebagai turunan alkana dengan satu atom H alkana itu di ganti oleh gugus alkohol ( - OR ). Jika gugus alkilnya berbeda, maka alkil yang terkecil yang di anggap sebagai gugus alkoksi, sedangkan gugus lainnya sebagai alkana ( sebagai induk ). Nama lazim. Nama lazim Eter adalah alkil alkil eter, yaitu nama kedua gugus alkil diikuti kata eter. Eter kedua gugus alkilnya sama dinamai dialkil eter. Urutan penulisan gugus alkilnya tidak harus berdasarkan abjad

3. Tata namaAlkanal ( Aldehida )
  • Diturunkan dari nama alkana sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi al
  • Nama lazim. Diturunkan dari asam karboksilat yang sesuai dengan mengganti akhiran at menjadi aldehida dan membuang kata asam.4. Tata nama Alkanon
4. Tata nama IUPAC. 
Diturunkan dari nama alkana dengan mengganti akhiran a menjadi on. Penamaan alkanon bercabang adalah sebagai berikut :
  • Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi – CO –
  • Penomoran di mulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga posisi gugus fungsi mendapat nomor terkecil
  • Penulisan sama dengan Alkohol
b. Nama Lazim. Nama lazin keton adalah alkil alkil keton – kedua gugus alkil disebut secara terpisah kemudian di akhiri dengan kata keton

5. Tata nama Asam Alkanoat
a. Tata nama IUPAC
Diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi oat, dan memberi awalan asam. Tata nama asam alkanoat bercabang, pada dasarnya seperti tata nama aldehida Sebagai berikut :
  • Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus karboksil
  • penomoran dimulai dari atom c gugus fungsi ( atom c gugus karboksil )
  • penulisan nama sama seperti senyawa bergugus fungsi yang lain.
Asam karboksilat yang mempunyai dua gugus disebut alkanodioat, sedangkan yang mempunyai tiga gugus disebut asam alkanatriot dan seterusnya.

b. Nama lazim
c. Nama Lazim beberapa asam karboksilat


NO
RUMUS BANGUN
NAMA IUPAC
NAMA LAZIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
HcooH
CH3CooH
CH3CH2CooH
CH3(CH2)2CooH
CH3(CH2)3CooH
CH3(CH2)3CooH
CH3(CH2)14CooH
CH3((CH2)16CooH
HooCCooH
Asam Metanoat
Asam Etanoat
Asam propanoat
Asam Butanoat
Asam Pentanoat
Asam Dodekanoat
Asam Heksadekanoat
Asam Oktadekanoat
Asam Etanadioat
Asam Format
Asam Asetat
Asam Propinoat
Asam Butirat
Asam Valerat
Asam Laurat
Asam Palmitat
Asam Stearat
Asam Oksalat

6. Tata nama Alkil Alkanoat ( Ester )
Yang disebut Alkil pada nama itu adalah gugus karbon yang terikat pada atom O ( gugus R’ ), sedangkan alkanoat adalah gugus R – Coo – . Atom C gugus fungsi masuk kedalam bagian alkanoat

7. Tata nama Haloalkana
Haloalkana adalah senyawa turunan alkana dengan satu atau lebih atoh H digantikan dengan atom hidrogen, aturan penamaan haloalkana sebagai berikut :
  • rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung atom halogen
  • penomoran dimulai dari salah satu ujung, sehingga atom halogen mendapat nomor terkecil
  • Nama Halogen ditulis sebagai awalan dengan sebutan bromo, kloro, fluoro dan iodo
  • terdapat lebih dari sejenis halogen maka prioritas penomoran di dasarkan pada kereaktifan halogen
  • jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis dinyatakan dengan awalan di, tri, dan seterusnya
  • jika terdapat rantai samping ( cabang alkil ), maka halogen didahulukan

BENZENA DAN TURUNANNYA

1. Struktur Kekule
Rumus molekul benzena ( C6 H6 ) memperlihatkan ketidakjenuhan. Untuk mejelaskan sifat-sifat benzena, maka pada tahun 1865 kekule mengajukan struktur lingkar enam dengan tiga ikatan rangkap yang berkonjugasi dan selalu berpinda-pindah

2. Ikatan Sigma dan ikatan PHI
Menurut teori ikatan Val, Orbital molekul terbentuk dari penumpang tindihan orbital-orbital atom. Penumpang tindihan orbital-orbital atom dapat terjadi menurut dua cara yaitu :
  • Penumpang tindihan ujung dengan ujung, ikatan kovalen yang terbentuk dengan penumpang tindihan jenis ini disebut ikatan sigma
  • Penumpang tindihan sisi dengan sisi, ikatan kovalen yang terbentuk dengan tipe ini disebut ikatan
PHI.
Ikatan pertama yang terjadi antara dua atom selalu berupa ikatan sigma, sedangkan ikatan kedua dan ketiga adalah ikatan PHI. Jadi,
  • Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan sigma
  • Ikatan rangkap terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan PHI
  • Ikatan rangkap tiga terdiri dari satu ikatan sigma dan dua ikatan PHI
Hibridasi pada atom karbon
Dalam pembentukan senyawa, atom karbon dapat mengalami tiga macam hibridasi, yaitu 3p3, 3p2 dan sp. Setiap ikatan sigma memerlukan 1 orbital hibrida
  • Jika karbon membentuk 4 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah 3p3
  • Jika karbon membentuk 3 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah 3p2
  • Jika karbon membentuk 2 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah 3p
Sifat – Sifat Benzena
1. Subtitusi pertama
  • Halogenesi → Benzena bereaksi langsung dengan halogen dengan katalisator besi ( III ) halide
  • Nitrasi → Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat dengan katalisator asam sulfat pekat membentuk nitrobenzene
  • Sulfonasi → Terjadi apabila benzena di panaskan dengan asam sulfat pekat
  • Alkilasi → Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan alkil halida dengan katalisator aluminium kloroda ( AlCl3 )
2. Subtitusi kedua
Pengaruh subtituen pertama terhadap subtitusi kedua
Pengaruh Orta para Pengaruh Meta
  • NH2 - NHR, NR2 O
  • CR
  • OH - CO2R
  • OR - SO3H
  • O – CHO
  • NHCR - CO2H
  • C6H6 ( Aril ) – CN
  • R ( Alkil ) - NO2
  • X : ( Mendeaktifkan ) - NR3+
Kegunaan dan dampak dari benzena dan beberapa turunannya
  1. Benzena → Sebagai pelarut berbagai jenis zat, bahan dasar membuat stirena dan nilon 66
  2. Fenoln → Sebagai antiseptic
  3. Asam Salisilat → Sebagai obat dengan nama spirin ataui asetosal
  4. Asam Benzoat → Sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan
  5. Anilina → Bahan dasar membuat zat – zat diaso.

POLIMER

Berbagai barang yang dibuat dari bahan plastik disebut polimer. Polimer yang lazim adalah polietilena, polistirena dan polivinilklorida ( PVC ). Polimer terdiri dari molekul – molekul besar disebut makromolekul. Unit pembangun polimer yang berasal dari molekul sederhana disebut monomer. Reaksi pembentukan polimer dari monomernya disebut polimerasasi
  1. Polimerasasi Adisi. Terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap. Polimerasasi adisi adalah perkaitan langsung antarmonomer berdasarkan reaksi adisi ( Dapat berlangsung dengan bantuan katalisator )
  2. Polimerasasi Kondensasi. Monomer – monomernya saling berkaitan dengan melepas molekul kecil, seperti H@) dan CH3OH. Polimerasasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai gugus fungsi pada kedua ujungnya.
Penggolongan Polimer
1. Berdasarkan asalnya
  • Polimer alam yaitu polimer yang terdapat di alam
  • Polimer sintetis yaitu polimer yang dibuat di pabrik dan tidak terdapat di alam
         Beberapa contoh polimer alam

POLIMER
MONOMER
POLIMERASASI
SUMBER TERDAPATNYA
Protein
Amilum
Selulosa
Asam Nukleat
Karet Alam
Asam Amino
Glukosa
Glukosa
Nukleotida
Isoprena
Kondensasi
Kondensasi
Kondensasi
Kondensasi
Adisi
Wol / Sutera
Beras, Gandum, Lainnya
Kayu ( Tumbuh – tumbuhan
DNA, RNA
Getah pohon karet

Beberapa contoh Polimer

POLIMER
MONOMER
POLIMERASASI
SUMBER TERDAPATNYA
Polietilena
PVC
Polipropilena
Teflon
Etena
Vinilklorida
Propena
Tetrafluoroetilena
Adisi
Adisi
Adisi
Adisi
Plastik
Pelapis lantai, pipa
Tali plastik, botol plastik
Panci anti lengket
2. Berdasarkan jenis polimernya
  • Homopolimer terbentuk dari satu jenis monomer. Contohnya : Polietilena, Polipropilena, Teflon
  • Kopolimer terbentuk dari dua jenis atau lebih monomer. Contohnya : Nilon – 66 dan Dakran
3. Berdasarkan sifatnya terhadap panasPolimer termoplas adalah polimer yang melunak jika dipanaskan dan dapat dibentuk ulang.. contohnya : PVC, Polietilena






  • Polimer termoseting adalah polimer yang tidak melunak jika dipanaskan dan tidak dapat dibentuk ulang. Contohya : Bakelit ( Plastik yang di gunakan untuk listrik )



  • Perbedaan antara polimer termoplas dan termoseting terletak pada strukturnya. Polimer termoplas terdiri atas molekul – molekul rantai lurus, sedangkan polimer termoseting terdiri atas ikatan silang antar rantai sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebih kaku
    Berbagai macam Polimer
    1. Karet Alam
    • Karet alam adalah polimer dari isoprena. Getah pohon karet disebut lateks. Karet dikoagulasikan dari lateks dengan menggunakan asam format.
    • Vulkanisasi
    Karet dapat dipanaskan jika dimasak dengan belerang. Pengerasan terjadi karena terbentuk ikatan saling disulfida antar rantai. Proses ini disebut Vulkanisasi.
    2. Karet Sintetis
    • Polibutadiena. Mirip dengan karet alam namun tidak kuat dan tidak tahan terhadap bensin atau minyak
    • Polikloroprena ( Neoprena ) Mempunyai daya tahan terhadap minyak dan bensin yang paling baik dibandingkan elastomer lainnya. Digunakan untuk membuat selang oli
    3. SBR. Adalah kopolimer dari stirena ( 25% ) dan butadiena ( 75% ). Merupakan karet sintetis yang paling banyak digunakan dan diproduksi. Penggunaan SBR adalah untuk ban kendaraan bermotor.
    4. Polipropilena. Untuk membuat kalung, tali, botol dan sebagainya
    5. Teflon. Banyak yang dipakai sebagai gasket, pelapis tangki dipabrik kimia dan pelapis panci anti lengket.
    6. PVC. Untuk membuat pipa, pelapis lantai, selang dan sebagainya
    7. Polistirena. Untuk membuat gelas minuman ringan, isolasi, bahan untuk pengepakan dan kemasan makanan
    8. Akrilat. Dikenal dengan nama flexiglass, digunakan untuk membuat baju “ WOL “, kaos kaki, karpet dan lain - lain
    9. Bakelit. Digunakan untuk peralatan listrik
    10. Nilon. Membuat tali, jala, parasut
    11. Terilen. Digunakan sebagai tekstil
    12. Resin urea – formaldehida dan melamin - formaldehida. Digunakan untuk perkakas makanan misalnya mangkuk dan piring.
    Penanganan Limbah Plastik
    • Daur ulang
    • Incinerasi
    • Plastic Biodegradabel

    KARBOHIDRAT
    1. Susunan dan penggolongan karbohidrat
    a. Susunan
    terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn ( H2O )m. rumus molekul glukosa misalnya dapat dinyatakan sebagai C6 ( H2O )6. nama lain karbohidrat adalah sakarida. Berdasarkan gugus fungsinya karbohidrat merupakan suatu poklihidroksialdehida
    b. penggolongan karbohidrat
    karbohidrat biasanya digolongkan menjadi monosakarida, disakarida dan polisakarida
    2. Monosakarida - Dapat berupa aldesa dan ketosa
    a. Konfigurasi monosakarida
    • Struktur terbuka ( Alifatis )
    • Struktur melingkar
    b. Sifat –Sifat Monosakarida
    • Kelarutan dalam air
    • Mutarotasi
    • Oksidasi
    • Reduksi
    c. Beberapa Monosakarida
    • Glukosa
    • Fruktosa
    • Ribosa dan 2 – Deoksiribosa
    3. Disakarida
    Terbentuk dari dua molekul monosakarida. Ikatan menghubungkan unit – unit monosakarida dalam disakarida juga dalam polisakarida disebut ikatan Glikosida.
    a. Sukrosa
    Sukrosa adalah gula pasir biasa. Terbentuk dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Ikatannya melibatkan gugus hemiasetal glukosa dan gugus hemiketal fruktosa
    b. Maltosa
    Terdiri atas dua molekul glukosa. Digunakan dalam makanan bayi. Maltosa tergolong gula pereduksi
    c. Laktosa
    terdiri dari satu molekul glukosa dengan satu molekul galaktosa. Secara komersial laktosa doperoleh sebagai hasil samping pabrik keju.
    4. Polisakarida
    a. Amilum
    Amilum atau pati adalah polisakarida yang terapat dalam tumbuhan. Amilum dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer rantai kurus yang terdiri dari 1000 atau lebih molekul glukosa, sedangkan amilopektrin merupakan polimer bercabang.
    b. Glikogen
    Molekul glikogen menyerupai amilopektrin tetapi lebih bercabang. Percabangan terjadi antara 6 – 12 unit glukosa. 1 molekul glikogen terdiri dari 1700 hingga 600.000 molekul glukosa
    c. Selulosa
    Selulosa merupakan polimer rantai lurus dari B – D – glukosa dengan ikatan B – (1, - 4 ). Panjang rantai berkisar dari 200 – 26.000 unit glukosa dapat tersusun rapat dan melintir seperti serat dalam benang.

    5. Reaksi pengenalan karbohidrat

    • Uji umum untuk karbohidrat adalah uji molisch
    • Gula pereduksi, yaitu monosakarida dan disakarida dapat di tunjukkan dengan pereaksi fehling atau benedict.
    • Amilum memberi warna biru – ungu dalam larutan iodin



      LAJU REAKSI

      a) Laju Reaksi adalah berkurangnya jumlah pereaksi untuk satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu. Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar atau molaritas (M), dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satu satuan waktu (detik). Satuan laju reaksi dinyatakan dalam satuan mol dmˉ³ detˉ¹ atau mol /liter detik.
      b) Stoikiometri laju reaksi. Secara umum untuk reaksi yang dinyatakan dengan persamaan reaksi :
      aA + bB → cC + dD
      Berlaku :
      Laju reaksi = Ι Δ [A] = - Ι Δ [B] = + Ι Δ [C] = + Ι Δ [B]
      a Δt bΔt cΔt dΔt
      c) Penentuan Laju ReaksiPenentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau cara kimia. Dengan cara fisika yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi campuran , misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas),adopsi cahaya dll. Sedangkan dengan cara kimia yaitu dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba setelah selang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya ditentukan dengan metode analisis kimia.

      Laju rata-rata = - Δ [Br 2]
      Δt
      = - [Br2] akhir- [Br2] mula-mula
      t akhir- t awal

      Hukum Laju Reaksi
      Dari hasil percobaan-percobaan diketahui bahwa umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat pereaksi, pernyataan ini dikenal dengan Hukum Laju Reaksi atau persamaan laju reaksi. Secara umum untuk reaksi :

      рA + qB → rC
      v = k [A]…. [ B ]…..

      Keterangan :

      V = Laju reaksi ( mol dm ˉ³ det ˉ¹ )
      K = Tetapan Laju Reaksi
      m = Tingkat reaksi ( orde reaksi ) terhadap A
      n = Tingkat reaksi ( orde reaksi ) terhadap B
      [ A ]= Konsentrasi awal A (mol dm )
      [ B ]= Konsentrasi awal B ( mol dm )

      Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
      1. Teori tumbukan.
      2. Konsentrasi
      3. Luas permukaan sentuhan.
      4. Suhu……..laju reaksi
      5. Katalisator.
      Ada 2 cara yang dilakukan katalisator dalam mempercepat reaksi yaitu.
      • Pembentukan senyawa antara
      • Adsopsi.

      KESETIMBANGAN KIMIA

      Reaksi berkesudahan dan dapat balik
      Reaksi kimia berdasarkan arahnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Reaksi berkesudahan satu arah dan dapat balik ( dua arah ). Pada reaksi berkesudahan zat-zat hasil tidak dapat saling bereaksi kembali menjadizat pereaksi. Reaksi kesetimbangan dinamis dapat terjadi bila reaksi yang terjadi merupakan reaksi bolak-balik.
      Keadaan setimbang.
      1. Reaksi bolak-balik. Suatu reaksi dapat menjadi kesetimbangan bila reaksi baliknya dapat dengan mudah berlangsung secara bersamaan. Proses penguapan dan pengembunan dapat berlangsung dalam waktu bersamaan. Reaksi-reaksi homogen ( Fasa pereaksi dan hasil reaksi sama, misalnya reaksi-reaksi gas atau larutan ) akan lebih mudah berlangsung bolak-balik dibanding dengan reaksi yang Heterogen. Umumnya reaksi heterogen dapat berlangsung bolak-balik pada suhu tinggi.
      2. Sistem tertutup. Sistem tertutup adalah suatu sistem reaksi dimana baik zat-zat yang bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi tidak ada yang meninggalkan sistem
      3. Bersifat dinamis. Artinya secara mikroskopis berlangsung terus menerus dalam dua arah dengan laju reaksi pembentukan sama dengan laju reaksi baliknya. 
      Hukum kesetimbangan …… tetapan kesetimbangan ( K )
        Rumus :…………………………..
        Rumusan itu disebut Hukum kesetimbangan, yaitu :
        Bila dalam keadaan setimbang maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefesiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pareaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang tetap. Makna Harga Tetapan Kesetimbangan.
        a). Dapat mengetahui kondisi suatu reaksi bolak balik
        b). Dapat mengetahui komposisi zat-zat dalam keadaan setimbang.
        Harga tetapan kesetimbangan …….. tekanan gas.
        Harga tetapan kesetimbangan yang diperoleh berdasarkan konsentrasi diberi lambang Kc, sedangkan untuk tetapan kesetimbangan yang diperoleh dari harga tekanan lambang Kp.
        Untuk reaksi setimbang :
        Kp = ( Pc )…..( Pd )………
                 ( Pa )…( Pb )…….

        Keterangan :
        PA : Tekanan Parsial gas A
        PB : Tekanan Parsial gas B
        PC : Tekanan Parsial gas C
        PD : Tekanan Parsial gas D
        Berdasarkan Hukum tantang gas ideal PV = n RT dapat dicari hubungan antara Kp dengan Kc. Rumus:………………….. Sedangkan berdasarkan persamaan gas ideal PV = n RT didapatkan bahwa P = n / v ( RT ) untuk gas besaran n / v adalah merupakan konsentrasi gas dalam ruangan sehingga :

        Kp = Kc ( RT )………………………..
        Atau
        Kp = Kc ( RT ) ……

        c). Tetapan kesetimbangan untuk kesetimbangan Heterogen. Zat-zat yang konsentrasi tetap ( zat padat atau zat cair murni ) tidak tampak pada rumusan harga K

        d) Kesetimbangan Disosiasi. Yaitu kasetimbangan yang melibatkan terurainya suatu zat manjadi zat yang lebih sederhana.
        e). Pergeseran kesetimbanganDikenal dengan Asas Le chatelier yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberi aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi sekecil mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem kesetimbangan, antara lain :

        • Perubahan konsentrasi
        • Perubahan volume
        • Perubahan tekanan
        • Perubahan suhu.


        TERMOKIMIA

        Termokimia membahas hubungan antarakalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia.
        Reaksi Eksoterm, Endoterm, dan perubahan Entalpi.

        A. Reaksi Eksoterm.
        Yaitu reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem kelingkungan.

        B). Reaksi Endoterm.
        Yaitu reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem. Bila perubahan entalpi sistem dirumuskan :ΔH = H akhir – H awalPada reaksi eksoterm yang berarti sistem melepas kalor berlaku.
        H akhir – H awal Atau ΔH <>

        C). Perubahan Entalpi.Yaitu bilamana sistem mengalami perubahan pada tekanan ttetap, maka perubahan kalor itulah yang disebut Perubahan Entalpi (ΔH). Jika suatu reaksi berlangsung pada tekanan tetap maka perubahan entalpinya sama dengan kalor yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaluknya kedalan keadaan semula.
        ΔH = qp

        Hukum Hess
        Bunyi dari hukum hess yaitu :
        Bahwa perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal (zat-zat pereaksi) dan keadaan akhir aaaa9 zat-zathasil reaksi ) dari suatu reaksi dan tidak tergantung bagaimana jalannya reaksi. Untuk menggambarkan rute reaksi yang terjadi pada reaksi oleh hess digambar dengan siklus Energi yang dikenal dengan siklus Hess.

        Energi Ikatan Rata-rata
        Merupakan Energi rata-rata yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi atom-atom gas.
        ΔH = ∑ Energi ikatan pereaksi - ∑ Energi ikatan hasil reaksi

        Selesailah Makalah yang terbagi atas 3 bagian ini, semoga apa yang kami posting ini berguna bagi anda. saran dan komentarnya sangat kami nanti untuk menjadikan blog ini maju kedepannya. Terima Kasih

        0komentar:

        Posting Komentar

        POPULAR

        STATS


        Link Building/
        Copryght @2014 Edukaltim