A. Bidang-bidang Linguistik
Memang setiap ilmu pengetahuan meliputi bahan yang luas sekali, dan demi alasan praktis para ahli suka membagi ilmunya menjadi berbagai bidang bawahan atau cabang ilmunya. Demikian pula ilmu linguistik lazimnya dibagi menjadi bidang bawahan yang bermacam-macam. Misalnya saja, adalinguistik antropologis, yang cara penyelidikan linguistik yang dimanfaatkan oleh para ahli antropologi budaya; ada juga linguistik sosialogis, atau (lebih lazim) sosiolinguistik, untuk meneliti bagaimanakah dalam bahasa itu dicerminkan hal-hal sosial dalam golongan penutur tertentu.Dewasa ini semakin berkembanglah apa yang disebut lingistik komputasional, yaitu penelitian linguisti dengan bantuan komputer. Akan tetapi, bidang-bidang bawahan tadi semuanya mengandaikan adanya pengetahuan linguistik yang mendasarinya. Bidang yang mendasari itu adalah bidang yang menyangkut struktru-struktur dasar tertentu, yaitu: struktur bunyi bahasa, yang bidangnya disebut “fonetik” dan “fonologi”; struktur kata, yang namanya “morfologi”; struktur antar-kata (sintaksis): dan keduanya dibedakan dengan “leksikon” atau perbendaharaan kata. Penelitian “leksikon” itu disebut “leksikologi”. Di antara bidang-bidang “dasariah” tadi dibedakan juga antara linguistik “sinkronik” dan lingistik “diakronik”. Misalnya, penelitian singkronik tentang bahasa Indonesia menangani kaidah bahasa Indonesia pada zaman sekarang.
Sebaliknya, penelitian diakronik (atau “historis”) memaparkan tentang “sejarah” bahasa. Sebagai contoh perhatikanlah bentuk pun dalan bahasa Indonesia. Bentuk tersebut memenuhi fungsi-fungsi tertentu dalam bahasa Indonesia modern, dan penelitian terhadap fungsi tersebut adalah peneltian “Singkronik”. Sebaliknya, dalam bahsa Melau Klasik, bentuk kecil (atau “Partikel”) pun yang “sama” agak lain fungsinya, seperti dapat dibuktikan oleh penelitian “diakronik” Hanya cabang-cabang lingistik yang “dasariah” itulah yang dibahas dalam buku ini.
Selengkapnya lihat disini
0komentar:
Posting Komentar